Tuesday 24 February 2015

Lagi-lagi, Katanya Nasib Blok Mahakam Akan Ditentukan Pekan Depan

Dwi Soetjipto
Dari sekian banyak hutang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said menyampaikan bahwa nasib Blok Mahakam akan diputuskan pekan depan. Keputusan ini ditentukan setelah rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Sudirman bilang bahwa minggu depan mereka akan bicara dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Sedangkan dari pemerintah mudah-mudahan bisa sesuai rencana sehingga pada akhir Februari bisa mereka putuskan terkait nasib Blok Mahakam.

Di sisi lain yang menjadi hambatan pula, pemerintah mengaku belum menerima proposal permohonan terkait blok tersebut dari PT Pertamina (Persero). Padahal proposal tersebut sudah dijanjikan oleh Pertamina sejak lama. Sudirman mengharapkan agar Pertamina dapat mengirimkan proposal tersebut sesegera mungkin.

Sedangkan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto sudah sempat menyatakan bahwa Pertamina akan menyerahkan proposal pengelolaan Blok Mahakam paling lambat akhir Februari 2015. Dia pernah menyebut-nyebut keinginan Pertamina yang berniat untuk mengambil 100 persen pengelolaan blok tersebut.

Untuk merealisasikan rencana tersebut, diperkirakan Pertamina membutuhkan dana hingga US$ 1 miliar atau sekitar Rp 12,6 triliun. Cadangan gas terbukti di blok yang terletak di wilayah Kalimantan Timur ini diperkirakan mencapai 2 triliun kaki kubik (tcf) pada 2017.

Sekarang ini blok tersebut masih dikelola perusahaan migas asal Prancis, yakni Total E&P Indonesie dengan kepemilikan hak partisipasi 50 persen. Sementara, sisanya dikuasai Inpex Corporation asal Jepang.

Adapun kontrak kerja sama Mahakam dengan Total akan berakhir pada 2017 setelah berjalan 50 tahun. Kontrak pertama diteken 31 Maret 1967 dengan jangka waktu selama 30 tahun. Pada 31 Maret 1997 diperpanjang lagi selama 20 tahun dan akan berakhir 30 Maret 2017.

Pekan demi pekan kita dengar berita bahwa pemerintah akan mengumumkan nasib Blok Mahakam di minggu depannya, namun hal tersebut tak kunjung terealisasikan. Kita harap saja semoga keputusan benarnya bisa dilaksanakan sesegera mungkin, dan terutama benar bahwa minggu depan adalah keputusannya.


Wednesday 18 February 2015

Ketika Pemerintah Menagih Jatah di Blok Mahakam

Blok Mahakam
Perkembangan terbaru yang datang dari Blok Mahakam adalah terkait pembagian saham. Pemerintah mengungkapkan keinginannya supaya pemerintah daerah (pemda) tidak melibatkan pihak swasta untuk mengelola saham di Blok Mahakam. Diharapkan agar pemda yang akan benar-benar memiliki saham atau hak partisipasi (participating interest/PI) di sana.

Pemerintah sebelumnya sudah mengisayaratkan ingin melibatkan pemda dalam pengelolaan Blok Mahakam. Namun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan agar pemda tidak semata-mata dijadikan alat oleh pihak lain yang ingin mengeruk keuntungan dari Blok Mahakam.

Adapun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kertanegara (Kukar) sebelumnya sudah sepakat untuk membagi porsi saham hak partisipasi sebesar 10 persen Blok Mahakam. Pemkab Kukar akan memperoleh porsi 60 persen, sedangkan Pemprov Kaltim sebesar 40 persen.

Pemprov Kaltim pun sudah mendirikan BUMD PT Migas Mandiri Pratama (MMP). PT MMP ini kemudian menggandeng PT Yudistira Bumi Energi dengan membuat perusahaan patungan bernama PT Cakra Pratama Energi pada 1 Desember 2010.

Walau demikian, pemerintah belum dapat memastikan besaran saham yang akan diperoleh pemda. Pemerintah masih melakukan kajian yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan pemda.

Dalam hal ini, pemerintah akan mengundang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk memastikan supaya pemda benar-benar mendapatkan saham tersebut bisa dicapai. Dengan demikian, tidak perlu ada peraturan baru yang melarang pemda untuk menjual sahamnya kepada perusahaan swasta nasional.

Pemerintah sepertinya sudah begitu ambisius untuk mendapatkan jatah dari Blok Mahakam. Namun perlu diingat bahwa besarnya jatah yang didapat tentu akan bergantung pada keuntungan yang didapat dan berarti dari tingginya tingkat produksi.

Nah tingginya tingkat produksi baru bisa dicapai dengan kemampuan untuk mengelola yang mumpuni. Apabila asal-asalan, bisa sama saja bohong.  Apabila Pertamina nekad untuk mengelola Blok Mahakam sendiri, bisa-bisa produksinya rendah dan pemerintah tentunya akan mendapat jatah yang sedikit.


Makanya alangkah baiknya apabila Pertamina mengelola blok tersebut bersama operator lama selama ini, yakni Total E&P. Karena Total E&P sudah terbiasa untuk mengoperasikan blok tersebut, tentunya produksi setidak-tidaknya akan tidak menurun.

Wednesday 11 February 2015

Pertamina Tidak Niat Untuk Mengelola Blok Mahakam

Pertamina
Lagi-lagi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta kepada Pertamina untuk segera menyampaikan proposal final pengajuan pengelolaan operasi Blok Mahakam pada bulan Februari ini.

Ternyata sekarang ini proposal pengajuan pengelolaan Blok Mahakam sedang dikaji oleh jajaran direksi Pertamina sebelum diserahkan oleh komisaris.

Pertamina mengatakan bahwa banyak hal yang harus dipertimbangkan Pertamina dalam proses pengajuan proposal Blok Mahakam tersebut. Dalam proposal itu Pertamina akan menjelaskan kepada pemerintah tentang pengelolaan dan rencana bisnis Pertamina dalam mengoperasikan Blok Mahakam.

Sedangkan tanpa dasar argumen yang jelas, Pertamina merasa harus segera mengambil alih produksi Blok Mahakam dari PT Total E & P. Sebab, kalau tidak, produksi minyak dan gas Blok Mahakam akan terancam turun.

Perkiraan penurunan produksi Blok Mahakam akan berkisar 10-20 persen berdasarkan natural decline. Jika dibiarkan selama setahun, produksi Mahakam akan turun 20 persen untuk gas.

Namun kalau hanya dalam akhir bulan ini dan awal bulan depan, penurunannya tidak terlalu banyak. Karena itu, untuk menjaga stabilitas produksi minyak, Pertamina harus segera mengambil alih operasi Blok Mahakam. Kalau serba tidak jelas, nanti investasinya tidak jadi dilaksanakan.

Kalau seperti ini, kita sendiri yang jadi bingung. Pertamina ini maunya apa sih? Jelas-jelas Pertamina yang sudah sangat ngebet untuk kelola Blok Mahakam, tapi begitu diberikan kesempatan malah tidak digunakan secepatnya.


Ataukah memang Pertamina tidak memiliki dana untuk mengelola Blok Mahakam? Apabila demikian, sebaiknya Pertamina tidak usah gengsi untuk menggandeng Total E&P dalam mengelola Blok Mahakam. Total kan sudah menyatakan bersedia untuk investasi hingga triliunan rupiah di Blok Mahakam.  Selesai toh?

Monday 2 February 2015

Pertamina Ditagih Soal Blok Mahakam

Dwi Soetjipto
Kita semua juga sudah tahu bahwa pemerintah akhirnya sudah memberi ijin kepada PT Pertam­ina (Persero) untuk mengelola Blok Mahakam. Namun, ternyata Pertamina masih punya masalah, yakni salah satu yang terberat adalah dari segi keuangan untuk secara penuh bisa menguasai Blok Mahakam.

Saking lamanya, sampai-sampai Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widhyawan Prawiraatmadja sudah menagih dan menekan Pertamina untuk segera menyerahkan proposal menge­nai pengambilalihan pengelo­laan Blok Mahakam. 

Menurut kabar yang beredar, saat ini Pertam­ina sedang menganalisis data, menyiapkan rencana pengelo­laan, dan mempertimbangkan situasi harga minyak dunia yang sedang turun. 


Pemerintah juga sudah memfasilitasi pertemuan antara Pertamina dan pengelola saat ini, PT Total E&P Indonesie. Tujuan­nya, agar Pertamina bersiap seka­ligus transfer informasi.

Sudirman meminta Pertamina proaktif dan menyiapkan diri ter­masuk ketersediaan pendanaan. Pemerintah juga memberikan kesempatan pemda ikut serta. 

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto sendiri menyatakan bahwa bulan depan pihaknya akan mengajukan proposal fi­nal terkait pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Menurutnya, saat ini proposal tengah disiapkan. Dia menegaskan bahwa Pertamina akan tetap minta 100 persen.

Terkait pembagian jatah atau hak partisipasi yang diminta pemda setempat, Pertamina akan berko­munikasi terkait porsi yang diminta. Bahkan, tidak menutup kemungki­nan Pertamina akan tetap meng­gandeng Total E&P Indonesia untuk keberlangsungan operasi.

Direktur Energy Watch Fer­dinand Hutahaean mengatakan, jika Pertamina ingin secara penuh menguasai Blok Mahakam maka harus mempunyai keuangan yang mumpuni. Sebab, masalah keuangan saat ini menjadi kendala Pertamina menguasai Blok Mahakam.


Dilema seperti ini lucu sebenarnya. Jelas-jelas Total E&P Indonesie sudah menyatakan kesediaannya untuk invetasi di Blok Mahakam hingga triliunan rupiah. Sedangkan sekarang keputusan soal Blok Mahakam jadi mandek karena masalah keuangan. Lah, itu kan sudah ada di depan mata, kenapa tidak diambil saja. Gengsi?


Padahal dengan bekerjasama dengan Total, tampaknya itu sudah menjadi win-win solution yang terbaik. Bahkan Pertamina akan lebih diuntungkan karena akan bisa mendapatkan ilmu dan teknologi yang dimiliki oleh Total.