Monday 2 February 2015

Pertamina Ditagih Soal Blok Mahakam

Dwi Soetjipto
Kita semua juga sudah tahu bahwa pemerintah akhirnya sudah memberi ijin kepada PT Pertam­ina (Persero) untuk mengelola Blok Mahakam. Namun, ternyata Pertamina masih punya masalah, yakni salah satu yang terberat adalah dari segi keuangan untuk secara penuh bisa menguasai Blok Mahakam.

Saking lamanya, sampai-sampai Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widhyawan Prawiraatmadja sudah menagih dan menekan Pertamina untuk segera menyerahkan proposal menge­nai pengambilalihan pengelo­laan Blok Mahakam. 

Menurut kabar yang beredar, saat ini Pertam­ina sedang menganalisis data, menyiapkan rencana pengelo­laan, dan mempertimbangkan situasi harga minyak dunia yang sedang turun. 


Pemerintah juga sudah memfasilitasi pertemuan antara Pertamina dan pengelola saat ini, PT Total E&P Indonesie. Tujuan­nya, agar Pertamina bersiap seka­ligus transfer informasi.

Sudirman meminta Pertamina proaktif dan menyiapkan diri ter­masuk ketersediaan pendanaan. Pemerintah juga memberikan kesempatan pemda ikut serta. 

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto sendiri menyatakan bahwa bulan depan pihaknya akan mengajukan proposal fi­nal terkait pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Menurutnya, saat ini proposal tengah disiapkan. Dia menegaskan bahwa Pertamina akan tetap minta 100 persen.

Terkait pembagian jatah atau hak partisipasi yang diminta pemda setempat, Pertamina akan berko­munikasi terkait porsi yang diminta. Bahkan, tidak menutup kemungki­nan Pertamina akan tetap meng­gandeng Total E&P Indonesia untuk keberlangsungan operasi.

Direktur Energy Watch Fer­dinand Hutahaean mengatakan, jika Pertamina ingin secara penuh menguasai Blok Mahakam maka harus mempunyai keuangan yang mumpuni. Sebab, masalah keuangan saat ini menjadi kendala Pertamina menguasai Blok Mahakam.


Dilema seperti ini lucu sebenarnya. Jelas-jelas Total E&P Indonesie sudah menyatakan kesediaannya untuk invetasi di Blok Mahakam hingga triliunan rupiah. Sedangkan sekarang keputusan soal Blok Mahakam jadi mandek karena masalah keuangan. Lah, itu kan sudah ada di depan mata, kenapa tidak diambil saja. Gengsi?


Padahal dengan bekerjasama dengan Total, tampaknya itu sudah menjadi win-win solution yang terbaik. Bahkan Pertamina akan lebih diuntungkan karena akan bisa mendapatkan ilmu dan teknologi yang dimiliki oleh Total.

No comments:

Post a Comment