Kita semua juga sudah tahu bahwa pemerintah akhirnya sudah
memberi ijin kepada PT Pertamina (Persero) untuk mengelola Blok Mahakam.
Namun, ternyata Pertamina masih punya masalah, yakni salah satu yang terberat
adalah dari segi keuangan untuk secara penuh bisa menguasai Blok Mahakam.
Saking lamanya, sampai-sampai Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widhyawan Prawiraatmadja sudah menagih
dan menekan Pertamina untuk segera menyerahkan proposal mengenai
pengambilalihan pengelolaan Blok Mahakam.
Menurut kabar yang beredar, saat ini Pertamina sedang menganalisis data,
menyiapkan rencana pengelolaan, dan mempertimbangkan situasi harga minyak
dunia yang sedang turun.
Pemerintah juga sudah memfasilitasi pertemuan antara
Pertamina dan pengelola saat ini, PT Total E&P Indonesie. Tujuannya, agar
Pertamina bersiap sekaligus transfer informasi.
Sudirman meminta Pertamina proaktif dan menyiapkan diri termasuk ketersediaan
pendanaan. Pemerintah juga memberikan kesempatan pemda ikut serta.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto sendiri menyatakan bahwa
bulan depan pihaknya akan mengajukan proposal final terkait pengelolaan Blok
Mahakam, Kalimantan Timur. Menurutnya, saat ini proposal tengah disiapkan. Dia
menegaskan bahwa Pertamina akan tetap minta 100 persen.
Terkait pembagian jatah atau hak partisipasi yang diminta pemda setempat,
Pertamina akan berkomunikasi terkait porsi yang diminta. Bahkan, tidak menutup
kemungkinan Pertamina akan tetap menggandeng Total E&P Indonesia untuk
keberlangsungan operasi.
Direktur Energy Watch Ferdinand Hutahaean mengatakan, jika Pertamina ingin
secara penuh menguasai Blok Mahakam maka harus mempunyai keuangan yang mumpuni.
Sebab, masalah keuangan saat ini menjadi kendala Pertamina menguasai Blok
Mahakam.
Dilema seperti ini lucu sebenarnya. Jelas-jelas Total
E&P Indonesie sudah menyatakan kesediaannya untuk invetasi di Blok Mahakam
hingga triliunan rupiah. Sedangkan sekarang keputusan soal Blok Mahakam jadi
mandek karena masalah keuangan. Lah, itu kan sudah ada di depan mata, kenapa
tidak diambil saja. Gengsi?
Padahal dengan bekerjasama dengan Total, tampaknya itu sudah
menjadi win-win solution yang terbaik. Bahkan Pertamina akan lebih diuntungkan
karena akan bisa mendapatkan ilmu dan teknologi yang dimiliki oleh Total.
No comments:
Post a Comment