Jero Wacik |
Penangkapan terhadap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Jero Wacik karena kasus korupsi menggemparkan dunia energi di Indonesia.
Banyak pihak yang mempertanyakan nasib kelanjutan kontrak mereka karena saat
ini memang banyak yang sedang dalam tahap renegosiasi kepada pemerintah. Untuk
itu, pemerintah telah mengeluarkan pernyataan bahwa pemerintah akan menjamin
proses renegosiasi kontrak pertambangan baik dengan perusahaan pemilik kontrak
karya (KK) dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B)
berjalan sesuai dengan target.
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo menyatakan bahwa proses
renegosiasi kontrak secara prinsip sudah final, sehingga tinggal tahap penandatangan memorandum of
understanding (MoU) amandemen kontrak yang perlu dijalani.
"Kan yang menandatangani renegosiasi antara perusahaan
tambang dengan Pak Sukhyar, Dirjen Minerba. Jadi nggak akan terganggu. Secara
prinsip, renegosiasi kontrak karya dan PKP2B sudah selesai. Ada 40 perusahaan
yang sekarang di finalisasi. Secepatnya kita akan selesaikan supaya bisa
tandatangan MoU bulan ini. Saya sudah instruksikan pak Direktur Jenderal
Mineral dan Batubara untuk segera memfinalisasi draf MoU, pokoknya September
ini akan kami selesaikannya semuanya," jelasnya.
Hingga saat ini, sudah ada 44 dari 107 perusahaan KK dan
PKP2B yang telah melakukan penandatangan MoU amandemen kontrak dengan
pemerintah. Berarti, terdapat 63 perusahaan yang terdiri dari 40 pemeganhg
PKP2B dan 23 pemegang KK yang belum menandatangani MoU dengan pemerintah. Susilo juga menambahkan bahwa seluruh proses renegosiasi 63 perusahaan
tersebut ditargetkan selesai pada September ini.
Dari penjelasan Susilo tersebut, membuat pertanyaan mengenai
nasib Blok Mahakam muncul. Kontrak dengan Total E&P Indonesie dan Inpex
akan berakhir pada tahun 2017 namun hingga kini belum ada kepastian akan
diperpanjang atau tidak. Di tengah carut-marut dunia energi Indonesia saat ini,
apakah pantas apabila pengelola blok tersebut dipindahtangankan? Menteri yang
bersangkutan baru saja terjerat kasus korupsi dan mengundurkan diri,
menunjukkan bahwa hasil kerjanya selama ini tidak kredibel. Belum lagi, saat
ini memang posisi menteri tersebut kosong pasca pengunduran dirinya.
Selain kosongnya slot menteri ESDM, slot Direktur Utama
Pertamina pun sedang kosong pasca mundurnya Karen Agustiawan. Menteri ESDM dan
Pertamina akan sedang sibuk berbenah diri dan mengubah sistem karena
kepemimpinan yang baru. Sepertinya memang Blok Mahakam belum siap
dipindahtangankan secara keseluruhan kepada Indonesia. Bukannya apa, Blok
Mahakm terkenal sebagai blok yang sulit. Apabila tidak ada kompetensi dalam
mengelolanya, tentunya blok tersebut akan menjadi sia-sia.
Namun keinginan Pertamina untuk mengambil alih pengelolaan
blok tersebut memang perlu diapresiasi. Maka sepertinya jalan yang tepat adalah
untuk memperpanjang kontrak kepada Total E&P Indonesie dan Inpex sembari
menggandeng Pertamina. Jadi Pertamina tidak berjalan sendiri namun bersama-sama
dengan Total sehingga setelah skill dan teknologinya sudah tertransfer, barulah
Pertamina bisa berdikari sendiri.
No comments:
Post a Comment