Presiden RI dan Menlu Jepang |
Presiden terpilih Jokowi dikunjungi Menteri Luar Negeri
Jepang Fumio Kishida untuk membahas penguatan hubungan dan kerja sama antara
Jepang dan Indonesia.
"Intinya, pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jepang
tadi adalah memperkuat hubungan Indonesia dengan Jepang kedepan. Pertama,
mengenai hubungan kerja sama antara Indonesia dan Jepang, terutama yang
berkaitan dengan supremasi hukum di wilayah laut. Kedua, membicarakan
peluang-peluang investasi. Ketiga, kita
membahas rencana pembangunan infrastruktur yang akan dibutuhkan oleh kedua
negara, terutama infrastruktur laut, seperti pelabuhan laut dalam dan rencana
pembangunan tol laut. Dan kita pun berharap agar pembangunan infrastruktur kita
bisa dipercepat," jelas Jokowi.
Jokowi menambahkan bahwa mereka juga membicarakan soal
Undang-undang Mineral dan Batubara (Minerba). "Minerba minta dibicarakan
lagi, tapi tadi saya sampaikan kita tetap berpegang pada UU Minerba. Pegangan
kita konstitusi yang amanatkan kekayaan alam harus digunakan sebesar-besarnya
untuk rakyat. Tapi saya ini kan gubernur, masak bicara yang jauh-jauh. Mereka
mintanya sudah bicara yang jauh," tuturnya.
Seperti diketahui, UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009
memberlakukan larangan ekspor bahan mentah tambang. Hal itu menyulut reaksi
keras dari berbagai negara tujuan ekspor yang selama ini menikmati bahan baku
dari tambang-tambang di Indonesia.
Selain berbagai topik tersebut, mungkin Menlu Jepang juga
membahas soal Blok Mahakam dengan Jokowi. Blok Mahakam saat ini dikontrakkan
kepada Total E&P dari Perancis dan Inpex dari Jepang. Blok tersebut sudah
akan habis masanya pada 2017 mendatang. Maka sangat mungkin apabila Menlu
Jepang membantu Inpex dalam membicarakan perpanjangan kontrak tersebut. Inpex
dan Total memiliki teknologi yang diperlukan dalam mengelola blok yang terkenal
sulit tersebut.
Semoga saja Jokowi tidak termakan oleh jargon-jargon
nasionalis ala Prabowo dan mengorbankan Blok Mahakam dikelola oleh Pertamina
yang belum saatnya. Jokowi bisa supervisi Pertamina selama masa transisinya
sehingga Pertamina bisa berdikari sendiri ke depannya.
No comments:
Post a Comment