Otonomi Khusus |
Ternyata pemerintahan provinsi Kalimantan TImur serius dalam
keinginannya untuk mendapatkan lebih dari hasil pengelolaan Blok Mahakam.
Mereka akan menggelar aksi untuk menunjukkan keseriusannya tersebut.
"Dalam Gerakan Blok Mahakam, kami akan menutup depannya
kantor gubernur. Aksi ini sebagai bentuk simbolisasi Kaltim sedang belasungkawa
atas ketidakadilan Pemerintah Pusat dalam pengelolaan Blok Mahakam," ujar
jenderal lapangan gerakan aksi, Parawansa Assoniwora.
Pria yang akrab dipanggil Anca ini menjelaskan, Gerakan Blok
Mahakam bertujuan menuntut kepada Pemerintah Pusat porsi yang lebih dari hasil
pengelolaan Blok Mahakam. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) meminta porsi
30 persen supaya lebih bermanfaat bagi pemasukan daerah, untuk akselerasi pembangunan
rakyat Kaltim.
"Selama ini, kita yang diberikan pemerintah pusat porsi
yang tidak adil sekali. Akselerasi pembangunan dengan dana yang minim itu tidak
akan tercapai. Karena itu, kami akan
menuntut porsi lebih banyak dari yang diserahkan pemerintah pusat selama
ini," tuturnya.
Anca yang dalam struktur organisasi KNPI Kaltim sebagai
Wakil Ketua Bidang Humas dan Media juga mengungkapkan sedikitnya 2.000 sampai
3.000 massa pemuda akan terlibat dalam gerakan itu. Mereka berasal dari OKP-OKP
se-Kaltim yang tergabung dalam KNPI, ormas daerah Kaltim, dan didukung
simpul-simpul masyarakat di Kota Samarinda.
Wakil Ketua Bidang Hubungan Parlemen DPD KNPI Kaltim Rudi
Hartono mengatakan keinginan mendapatkan ruang 30 persen bagi Kaltim ikut
mengelola Blok Mahakam lebih realistis dibandingkan memperjuangkan otonomi
khusus (Otsus).
Berdasarkan data yang dikumpulkan KNPI, hasil dari Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim untuk Pemerintah Pusat, mencapai ratusan
triliun rupiah. Pada 2012 sebesar Rp 419 triliun, dan 2013 senilai Rp 425
triliun. Namun transfer pusat ke Kaltim hanya tidak sampai 10 persen.
Sekjen DPD KNPI Kaltim Rudiansyah mengatakan untuk mengukur
apakah gerakan tersebut didukung dan memiliki imbas bagi kesejahteraan rakyat,
harus segera dilakukan aksi. Sebelum mengejar pengajuan proposal pengelolaan
Blok Mahakam pada awal Maret 2015 nanti.
Sebenarnya permasalahan yang dituntut di Kaltim ini tiddak
hanya soal jatah Blok Mahakam, namun memang lebih kompleks dari itu.
Permasalahannya tidak terlepas dari berbagai keinginan daerah yang ingin lebih
otonomi atau dalam bahasa lain dikenal dengan istilah negara federasi. Berbagai
daerah tidak puas dengan pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Blok
Mahakam ini sebenarnya hanya imbas saja, bukan faktor utama yang dicari.
Dan isu soal ingin mendapatkan otonomi lebihnya jangan
sampai mempengaruhi operasi pengelolaan Blok Mahakam itu sendiri, misalkan
pengelolaannya oleh Total E&P Indonesie dan Pertamina. Apabila
dicampuraduki, nanti malahan Blok Mahakam tidak berproduksi sama sekali dan
semua pihak menjadi rugi.
No comments:
Post a Comment