Kadin |
Di
tengah hiruk pikuknya soal keputusan terhadap Blok Mahakam, Kamar Dagang dan
Industri (Kadin) menanggapi negatif ambisi PT Pertamina mengelola ladang minyak
dan gas bumi di Blok Mahakam. Pengusaha menilai, blok minyak tersebut
seharusnya diserahkan kepada negara terlebih dulu, untuk kemudian ditunjuk
pengelola baru.
"Dia
(Pertamina) penerima pengembalian kontrak KKKS yang sudah berakhir, contoh Blok
Mahakam. Kontrak yang sudah berakhir itu harus dikembalikan ke negara, bukan
Pertamina," tegas Ketua Komite Tetap Hulu Migas Kadin Firlie H Ganinduto.
"Secara
legal tidak masuk akal. Harusnya dikembalikan ke negara, dan negara yang
memilih siapa yang akan mengelola kemudian," pungkasnya.
Kontrak
pengelolaan ladang minyak dan gas bumi di Blok Mahakam, Kalimantan Timur
sendiri sebelumnya dikelola oleh PT Total E&P Indonesia yang akan berakhir.
Pertamina
dengan percaya diri menggembar-gemborkan bahwa mereka memiliki kemampuan secara
teknis dan finansial untuk mengelola Blok Mahakam. Pertamina, telah terbukti
memiliki kapabilitas operasi lepas pantai dengan kesuksesan meningkatkan
produksi secara signifikan di blok Offshore North West Java dan West Madura
Offshore pasca pengambilalihan oleh Pertamina.
Seperti
yang sudah kita ketahui, PT Pertamina (Persero) mengaku bahwa mereka siap untuk
mengelola blok Mahakam sebesar 100 persen setelah kontrak pengelola saat ini,
Total EP Indonesie habis pada 2017 mendatang. Penegasan sikap tersebut resmi
tertuang dalam surat Pertamina kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Sudirman Said.
Surat
tersebut merupakan penegasan kembali minat Pertamina untuk mengelola blok
Mahakam yang telah disampaikan kepada Pemerintah sejak 2008. Plt Pertamina
mengklaim memiliki kemampuan secara teknis dan finansial untuk mengelola Blok
Mahakam.
Biasanya
memang perusahaan nasional mendominasi penguasaan sumber daya migas nasional di
negaranya. Namun sejauh ini, penguasaan sumber daya migas nasional oleh
Pertamina masih relatif rendah dibandingkan dengan NOC di negara lainnya.
Pertamina
masih melakukan data room Blok Mahakam untuk memahami kondisi teknis dan
operasional dari wilayah kerja tersebut. Pertamina selanjutnya akan mengirimkan
proposal pengelolaan Blok Mahakam secara komprehensif.
Dengan
minimnya kredensial Pertamina tersebut, Pertamina harus benar-benar
berhati-hati dan tidak sombong. Salah-salah, Blok Mahakam yang punya potensi
sangat besar malah mandek dan berproduksi rendah yang efeknya akan mempengaruhi
secara nasional. Sebaiknya memang Pertamina tidak gegabah dan lebih baik tetap
bekerjasama dengan Total dalam mengelola Blok Mahakam.
No comments:
Post a Comment