Wednesday 5 November 2014

Presiden Baru, Menteri Baru, Dirjen Migas Pun Baru!

Naryanto Wagimin
Ada keputusan besar yang sudah diambil oleh satu menteri Jokowi. Setelah agenda para menteri dipenuhi dengan meeting sana sini, akhirnya ada satu keputusan konkrit yang diambil. Adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang mencopot jabatan Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Edy Hermantoro terhitung pada Selasa, 4 November 2014 dan akan digantikan oleh Naryanto Wagimin sebagai pelaksana tugas.

"Tadi pagi, saya menandatangani SK pengangkatan Plt Dirjen Migas Ir. Naryanto Wagimin M,Sc meneruskan Bapak Edy Hermanto," ujar Sudirman.

Sudirman mengangkat Wagimin dengan harapan agar yang ditunjuk tersebut bisa menyelesaikan masalah yang terjadi terutama di sektor hulu migas saat ini.
"Ini bagian upaya mengurai sumbatan supaya hal-hal yang tertunda dapat dilanjutkan," ungkap Sudirman.

Sudirman mengatakan pencopotan tersebut didasarkan pada hasil laporan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) yang menemukan hambatan dan perlambatan pada Ditjen Migas dari seluruh program nasional. Sudirman pun menegaskan tidak memberikan opini pribadi mengenai kinerja Edy. "Saya tidak ngin melakukan judgement di pers, laporan UKP4 banyak sekali program yang terhambat di situ dan akan diperbaiki," ujar Sudirman.

Hambatan-hambatan tersebut termasuk juga perizinan yang alot yang sangat berpengaruh besar ke sektor industri. "Ini merupakan bagian dari upaya mengurai sumbatan, supaya hal-hal terunda itu bisa segera diselesaikan," ujarnya.

Sudirman juga menegaskan upaya penyederhaan akan terus dilakukan sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Kalau kita enggak punya 'interest' (kepentingan) apa-apa, kita tengok kanan kiri, di situ lah kerumitan terjadi. Kita fokusnya ke rakyat saja," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa dirinya akan memfokuskan diri pada hal-hal mendasar, seperti ketersediaan listrik, percepatan perizinan, pengolaan ESDM dan Migas dengan baik serta mengurangi ekspor bahan mentah tanpa diproses.

Edy Hermantoro lahir di Yogyakarta 7 Oktober 1956. Ia dilantik menjadi Dirjen Migas Kementerian ESDM pada 31 Januari 2013, menggantikan Evita Herawati Legowo yang pensiun pada 1 Desember 2012.

Lulusan dari Fakultas Geologi di UPN Veteran ini mengawali kariernya di Kementerian ESDM sejak 1987 hingga kini. Sebelum menjadi Dirjen Migas, Edy pernah  menempati sejumlah posisi penting di Kementerian ESDM.

Beberapa jabatan di antaranya Kepala Biro Perencanaan dan Operasi di Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM. Direktur Pembinaan Hulu Minyak dan Gas Dirjen Migas. Saat ini,  Edy menjabat sebagai komisaris PT PGN.

Seperti yang sudah diketahui, Naryanto Wagimin sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Pembinaan Hulu Migas yang juga pernah menjadi Direktur Program Migas.

Meskipun belum menerima surat pengangkatan, Naryanto menegaskan bahwa dirinya siap melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Ia meyakinkan akan berusaha memecahkan sejumlah permasalahan di sektor hulu migas. Target utamanya adalah untuk memberikan kepastian terkait perpanjangan kontrak wilayah kerja migas.

"Lima tahun ke depan kan ada 20 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) perpanjangan kontrak dan itu harus diselesaikan karena ada potensi produksi gas 30% dan minyak 20% harus ada kepastian itu akan diperpanjang atau tidak," ujar Naryanto.

Beberapa blok migas yang kontraknya akan berakhir dalam waktu dekat adalah blok Siak dengan operator Chevron Pacific Indonesia (2013), blok Gebang dengan operator JOB Pertamina-Costa (2015), blok Mahakam dengan operator Total E&P Indonesie (2017), Offshore North West Java (2017), dan blok Tuban (2018).

Presiden baru, menteri baru, dirjen migas pun baru! Selamat bertugas dan semoga amanah! Semoga kejelasan akan nasib kontrak migas menjadi prioritas utama begitu menjabat.



No comments:

Post a Comment