Blok Mahakam |
Hingga sekarang ini sumur gas di Blok Mahakam, Kalimantan
Timur masih dikelola oleh Total E&P Indonesie. Kontrak pengelolaan blok
tersebut akan habis pada akhir 2017 nanti. Kepada siapakah pemerintah akan
menyerahkan pengelolaan blok tersebut?
Tampuk kepemerintahan sudah berganti, namun masih belum ada
keputusan pemerintah terhadap permintaan PT Total E&P Indonesie untuk
menjalankan masa transisi selama 5 tahun di blok minyak dan gas (migas)
tersebut.
Total sangat mengharapkan agar Pemerintahan Presiden Joko
Widodo (Jokowi) bisa segera membuat keputusan terhadap proposal masa transisi
itu.
"Mudah-mudahan pemerintahan yang baru lebih cepat
tanggap, karena kalau keputusannya makin cepat maka semakin baik. Lebih jelas
ke depan maka siapapun menjadi aktornya akan lebih gampang diputuskan,"
ucap VP Finance, VP HR, Communications and General Services Total E&P
Indonesie, A. Noviyanto.
Total kini sudah menyampaikan bahwa mereka memilih
mengajukan proposal masa transisi ketimbang perpanjangan masa kontrak kerja di
blok Mahakam karena melihat besarnya keinginan pemerintah untuk menyerahkan
blok Mahakam kepada PT Pertamina. Sehingga bagi Total opsi yang terbaik apabila
Pertamina mau masuk adalah mengajukan masa transisi.
Dalam proposal tersebut, Total mengajukan kerjasama dengan
perusahaan migas pilihan pemerintah untuk membuat operating production unit
untuk mengelola blok Mahakam.
Di operator ini Total akan memiliki porsi saham sebesar 30%,
Inpex Corporation, perusahaan migas asal Jepang dan mitra Total di Blok Mahakam
memiliki 30% saham, sedangkan 40% saham sisanya menjadi milik perusahaan migas
yang akan mengelola Mahakam.
Tidak hanya itu, melalui operator itu pula Total akan
berbagi ilmu, pengalaman, data-data teknis selama mengelola blok Mahakam sejak
1967
kepada perusahaan migas pilihan pemerintah.
"Periode transisi itu saya pikir memang proposal yang
beralasan dan mudah-mudahan pemerintah melihat itu sebagai opsi yang bagus dan
Total sebagai perusahaan yang bertanggungjawab tidak akan meninggalkan tempat dengan
sesuatu yang jelek," jelas Noviyanto.
Pada saat yang sama, Direktur Utama Pertamina M. Husen sudah
melakukan rapat membahas nasib kontrak itu dengan Menteri ESDM Sudirman Said.
Husen menyatakan bahwa dirinya dan Menteri ESDM memang
membicarakan soal nasib Blok Mahakam.
Husen menyampaikan bahwa ada dua mekanisme yang dibahas
terkait nasib Blok Mahakam nanti.
"Pertama mekanismenya adalah, kami (Pertamina) dan
Total menjadi operator bersama. Kedua, Total tetap menjadi operator di Mahaka,
tapi Pertamina ditawarkan blok migas Total di luar negeri. Itu masih dalam
pembahasan," paparnya.
Husen juga mengatakan bahwa Pertamina diminta mempersiapkan
presentasi kepada Menteri ESDM tentang kesiapannya dalam mengelola Blok
Mahakam.
"Presentasinya dalam waktu yang sebentar lagi akan
dilakukan," ucap Husen.
Kalau ditimbang-timbang sih memang sebaiknya Blok Mahakam
diberikan sesuai proposal yang diajukan oleh Total. Bagus juga kan Pertamina
nantinya akan mendapat ilmu dan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan sekelas
Total. Bekal tersebut bisa digunakan dalam mengelola berbagai blok migas lain
ke depannya.
No comments:
Post a Comment