Wednesday 12 November 2014

Keputusan Akan Blok Mahakam Segera Rampung

Blok Mahakam
Hingga sekarang ini sumur gas di Blok Mahakam, Kalimantan Timur masih dikelola oleh Total E&P Indonesie. Kontrak pengelolaan blok tersebut akan habis pada akhir 2017 nanti. Kepada siapakah pemerintah akan menyerahkan pengelolaan blok tersebut?

Tampuk kepemerintahan sudah berganti, namun masih belum ada keputusan pemerintah terhadap permintaan PT Total E&P Indonesie untuk menjalankan masa transisi selama 5 tahun di blok minyak dan gas (migas) tersebut.

Total sangat mengharapkan agar Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa segera membuat keputusan terhadap proposal masa transisi itu.

"Mudah-mudahan pemerintahan yang baru lebih cepat tanggap, karena kalau keputusannya makin cepat maka semakin baik. Lebih jelas ke depan maka siapapun menjadi aktornya akan lebih gampang diputuskan," ucap VP Finance, VP HR, Communications and General Services Total E&P Indonesie, A. Noviyanto.

Total kini sudah menyampaikan bahwa mereka memilih mengajukan proposal masa transisi ketimbang perpanjangan masa kontrak kerja di blok Mahakam karena melihat besarnya keinginan pemerintah untuk menyerahkan blok Mahakam kepada PT Pertamina. Sehingga bagi Total opsi yang terbaik apabila Pertamina mau masuk adalah mengajukan masa transisi.

Dalam proposal tersebut, Total mengajukan kerjasama dengan perusahaan migas pilihan pemerintah untuk membuat operating production unit untuk mengelola blok Mahakam.

Di operator ini Total akan memiliki porsi saham sebesar 30%, Inpex Corporation, perusahaan migas asal Jepang dan mitra Total di Blok Mahakam memiliki 30% saham, sedangkan 40% saham sisanya menjadi milik perusahaan migas yang akan mengelola Mahakam.

Tidak hanya itu, melalui operator itu pula Total akan berbagi ilmu, pengalaman, data-data teknis selama mengelola blok Mahakam sejak 1967
kepada perusahaan migas pilihan pemerintah.

"Periode transisi itu saya pikir memang proposal yang beralasan dan mudah-mudahan pemerintah melihat itu sebagai opsi yang bagus dan Total sebagai perusahaan yang bertanggungjawab tidak akan meninggalkan tempat dengan sesuatu yang jelek," jelas Noviyanto.

Pada saat yang sama, Direktur Utama Pertamina M. Husen sudah melakukan rapat membahas nasib kontrak itu dengan Menteri ESDM Sudirman Said.

Husen menyatakan bahwa dirinya dan Menteri ESDM memang membicarakan soal nasib Blok Mahakam.

Husen menyampaikan bahwa ada dua mekanisme yang dibahas terkait nasib Blok Mahakam nanti.

"Pertama mekanismenya adalah, kami (Pertamina) dan Total menjadi operator bersama. Kedua, Total tetap menjadi operator di Mahaka, tapi Pertamina ditawarkan blok migas Total di luar negeri. Itu masih dalam pembahasan," paparnya.

Husen juga mengatakan bahwa Pertamina diminta mempersiapkan presentasi kepada Menteri ESDM tentang kesiapannya dalam mengelola Blok Mahakam.

"Presentasinya dalam waktu yang sebentar lagi akan dilakukan," ucap Husen.


Kalau ditimbang-timbang sih memang sebaiknya Blok Mahakam diberikan sesuai proposal yang diajukan oleh Total. Bagus juga kan Pertamina nantinya akan mendapat ilmu dan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan sekelas Total. Bekal tersebut bisa digunakan dalam mengelola berbagai blok migas lain ke depannya.

No comments:

Post a Comment