Blok Mahakam |
Setelah pemerintah akhirnya mengumumkan bahwa Blok Mahakam akan
diberikan untuk Pertamina namun dengan catatan bahwa Pertamina tetap
menggandeng Total, PT Pertamina (Persero) akan mengirimkan pengajuan proposal
kepada pemerintah.
Proposal tersebut terkait ketertarikan dan kemampuan untuk mengelola
Blok Mahakam, di Kalimantan Timur. Masalahnya, saat ini blok tersebut dikelola
oleh Total E&P Indonesie yang bermitra dengan Inpex Corporation dan akan
habis pada tahun 2017.
"Kami akan kirimkan proposal, di dalamnya ada program-program.
Kita lihat data dulu. Kami akan meminta waktu selama tiga bulan untuk menyusun
proposal. Mudah-mudahan lebih cepat," jelas Plt Direktur Utama Pertamina
Muhammad Husen.
Husen akan mengundang pemerintah untuk menyampaikan kesiapan Pertamina
mengelola blok Mahakam, dan nantinya kesiapan ini sudah dipersiapkan dengan
data yang ada. "Iya-iya tentu. Posisinya kita harus tahu dulu
datanya," katanya.
Kemudian Husen menjelaskan bahwa untuk mengelola blok ini nantinya
Pertamina akan diserahkan sendiri atau bermitra dengan pihak lain tentunya
merupakan keputusan dari pemerintah. "Nanti lihat dari hasil
review-nya," ujarnya.
Menurutnya kemampuan Pertamina untuk mengelola blok tersebut sudah
pernah dipaparkan. "Kami sudah lama yakinkan dari sisi teknologi. Karena
proposal didasarkan pada itu," tuturnya.
Pertamina juga akan mengirim tim untuk mendata Blok Mahakam yang
terletak di Kalimantan Timur tersebut guna membuat proposal pengelolaan blok
tersebut.
"Pekan ini, kami mau ke
sana melihat data yang diperlukan untuk menyusun proposal," ujar Ali.
Sedangkan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya
menyatakan bahwa Pertamina juga siap bekerjasama dengan Total dan Inpex untuk
mengelola blok tersebut, dengan pertimbangan bisnis.
"Sebagai anggota direksi, saya menyatakan Pertamina siap.
(Kerjasama dengan Total dan Inpex) masih kami bicarakan secara business to
business," ujarnya.
Pemerintah sebelumnya sudah menegaskan bahwa PT Pertamina (Persero)
mendapat hak mayoritas dalam mengelola Blok Mahakam, Kalimantan, namun
disarankan tetap menggandeng Kontraktor Kontrak Kerjasama sebelumnya.
Pelaksana Tugas Direktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM), Naryanto Wagimin menjelaskan bahwa pemberian hak
tersebut tidak begitu saja, pemerintah memberikan hak prioritas ke Pertamina
dengan syarat yang bisa diajukan perusahaan tersebut.
"Bisa 100 persen, bisa juga diatas 51 persen. Cuma kita mau liat penawaran dari dia dulu,"
ungkapnya.
Seperti yang sudah kita ketahui, Total E&P Indonesie 100 persen
mengelola kontrak pertama pengelolaan Blok Mahakam pada tahun 1967 hingga 1997.
Perpanjangan kontrak kedua pada 1997 hingga 2017, Total E&P Indonesie
mengelola bersama perusahaan gas asal Jepang Inpex Corp.
Memang keputusan untuk memberikan Blok Mahakam kepada Pertamina patut
didukung, namun alangkah baiknya apabila Total diikutsertakan dengan jumlah
persentase yang cukup signifikan mengingat pengalaman mereka. Pertamina juga
akan untung karena mendapatkan pengalaman dan teknologi yang dimiliki oleh
Total.
No comments:
Post a Comment