Jokowi-JK |
Rakyat yang sudah bosan dengan pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) yang plintat-plintut akhirnya mendapatkan angin segar dengan
lengsernya SBY dan dilantiknya presiden baru Joko Widodo (Jokowi). Harapan
setinggi langit oleh rakyat kepada Jokowi. Termasuk pula rakyat di Kalimantan
Timur (Kaltim) menaruh harapan kepada Jokowi. Salah satunya adalah terkait
masalah infrastruktur karena infrastruktur masih menjadi masalah klasik pembangunan
provinsi ini. Jatah APBN memang naik setiap tahun, tetapi Pemprov Kaltim merasa
jumlah tersebut belum memadai.
Dari hanya Rp 849,2 miliar yang dianggarkan pada tahun 2010,
anggaran pembangunan fisik dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tahun lalu sudah
menyentuh angka Rp 3,4 triliun. Namun Plt Sekprov Kaltim Rusmadi menegaskan
bahwa jumlah itu belum bisa mencakup pembangunan Benua Etam secara menyeluruh.
Sedangkan menurut Ketua DPD PDI Perjuangan Kaltim Dody
Rondonuwu, ada tiga poin penting terkait Kaltim. Yaitu, pembangunan Jembatan
Pulau Balang (Penajam Paser Utara-Balikpapan), pengelolaan Blok Mahakam, serta
penolakan pemipaan gas Kalimantan-Jawa (Bontang-Semarang).
Ketiga usul Kaltim tersebut ternyata direspons positif. “Pak
Jokowi mengiyakan. Juga meminta tolong kepada saya agar terus diingatkan soal
pembangunan Kaltim,” ujar Dody.
Jokowi tidak mau memberikan janji palsu sebagai presiden,
dia memilih mengaku tentu tak bisa menyerap semua aspirasi pembangunan di
Kaltim. Tetap akan ada yang menjadi prioritas.
“Seperti Blok Mahakam kemungkinan besar akan dikelola
Pertamina,” pungkas wakil ketua DPRD Kaltim.
Seperti yang sudah diketahui, proyek Jembatan Pulau Balang
diperkirakan rampung pada 2018. Tahun ini saja pemerintahan pusat
menggelontorkan uang sebesar Rp 200 miliar. Jembatan ini diprediksi
menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,5 triliun secara keseluruhannya.
Sementara, kontrak kerja Total E&P Indonesie dalam
pengelolaan Blok Mahakam berakhir 2017 mendatang. Hingga kini, pemerintah pusat
belum memberikan keputusan mengenai nasib kontrak tersebut. Di lain hal,
Pemprov Kaltim menuntut bagian saham atau participating interest (PI) 10 persen
di blok kaya minyak dan gas bumi di lepas pantai Kukar itu.
Keputusan mengenai nasib Blok Mahakam yang sebelumnya ada
pada SBY kini ada di tangan Jokowi. Semua sudah berharap agar Jokowi bisa cepat
memutuskan nasib blok ini. Seperti yang sudah disampaikan, nasib kontrak
tersebut seharusnya segera diberi kejelasan. Semoga Jokowi cukup bijak untuk
membagi blok tersebut antara Pertamina dengan Total E&P Indonesie karena
Pertamina sendiri tidak akan mampu mengatasi blok yang sudah terkenal sulit
tersebut.
No comments:
Post a Comment