Produksi gas bumi dari Blok Mahakam, yang
menyumbang 30 persen produksi gas nasional Indonesia saat ini, diperkirakan
akan menurun sebesar 5,7 persen setiap tahun dan menurun seperti tiga sebelum
tahun 2017 seiring dengan semakin menuanya blok Mahakam yang telah berproduksi
selama 46 tahun. Blok Mahakam dioperasikan oleh Total E&P Indonesie dengan
mitra non-operator Inpex Corporation, perusahaan minyak dan gas bumi asal
Jepang, yang kini mengembangkan Blok Masela.
Blok Mahakam diperkirakan akan memproduksi 1,66
miliar kaki kubik gas setiap hari tahun 2014, turun dari 1,76 miliar kaki kubik
per hari tahun ini, kata Arividya Noviyanto, seorang wakil presiden Total
E&P Indonesie, seperti yang dikutip Bloomberg. Mahakam diperkirakan akan
mengekspor 166 kargo LNG tahun 2014 melalui fasilitas LNG Bontang dibanding 168
kargo LNG tahun ini.
Pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya berupaya
untuk meningkatkan produksi LNG seiring menurunnya produksi minyak dan
meningkatnya permintaan dan konsumsi minyak dan gas bumi di dalam negeri. “Akan menjadi lebih sulit untuk menjustifikasi investasi sebelum tahun 2017,
bila produksi fasilitas tambahan produksi tersebut baru memberikan hasil setelah
kontrak berakhir tahun 2017,” kata Noviyanto. “Menurut rencana investasi kami
saat ini, produksi diperkirakan mencapai 1-1,2 miliar kaki kubik sebelum tahun
2017.”
Total bermitra dengan Inpex Corp dalam mengembangkan
Blok Mahakam dan telah menyumbang pendapatan ke negara selama 40 tahun
terakhir. Kontrak operatorship Total dan Inpex akan berakhir tahun 2017. Kedua
perusahaan tersebut telah mengajukan perpanjangan kontrak selama 5 tahun dan
mengurangi kepemilikan mereka setelah itu. Total dan mitranya berencana
menambah investasi US$11 miliar pada periode 2013-2017 untuk mengembangkan Blok
Mahakam, baik untuk mengebor sumur-sumur baru untuk memperlambat laju penurunan
lapangan-lapangan migas di Blok Mahakam, yang semakin tua tersebut.
Blok Mahakam diperkirakan memiliki cadangan 1,5
kaki kubik setelah 2017, kata Noviyanto. Lapangan-lapangan utama yang telah
berproduksi sejak 1967, antara lain, Peciko, Tunu dan Tambora, Bekapai serta
Handil.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) baru-baru ini mengatakan pemerintah mempertimbangkan melibatkan operator lama dan baru dalam mengembangkan Blok Mahakam pasca 2017. Bila opsi diambil, maka akan lebih ideal dan menguntungkan Indonesia. Produksi dapat dioptimalkan, risiko dapat dihindari dan negara diperkirakan mendapatkan kontribusi dari Blok Mahakam. (*)
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) baru-baru ini mengatakan pemerintah mempertimbangkan melibatkan operator lama dan baru dalam mengembangkan Blok Mahakam pasca 2017. Bila opsi diambil, maka akan lebih ideal dan menguntungkan Indonesia. Produksi dapat dioptimalkan, risiko dapat dihindari dan negara diperkirakan mendapatkan kontribusi dari Blok Mahakam. (*)
No comments:
Post a Comment