Monday 13 April 2015

Indonesia Harus Realistis Terkait Pengelolaan Blok Mahakam

Blok Mahakam
Menjelang keputusan akhir terkait nasib Blok Mahakam, muncul lagi pernyataan bodoh dari pemerintah. Terkait pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan Timur yang akan diberikan kepada PT. Pertamina pada 2018 mendatang, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Irman Gusman mengatakan lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Ia berharap Pertamina diperlakukan seperti Petronas di Malaysia yang memiliki kapasitas lebih dalam mengelola sumber daya energi.

"Ambil (blok) Mahakam 100 persen, enggak usah nego lagi dengan Total dan Inpex," ketusnya.

Ia juga bilang bahwa penurunan produski selama setahun dua tahun tidak apa-apa asalkan dimiliki sepenuhnya oleh Indonesia. Irman juga menyampaikan bahwa Pertamina sudah seharusnya diberikan ruang sebesar-besarnya agar mampu berkembang.

 Permasalahan energi yang selama ini terjadi di Indonesia lantaran adanya salah kelola, maka dari itu ia mengajak seluruh elemen pemerintah dan masyarakat  bersama membangun bangsa.

Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam juga sudah menyatakan kesiapan Pertamina untuk mengelola Blok Mahakam pada 2018 mendatang. Saat ini, ia mengatakan kontribusi Pertamina untuk nasional hanya 23 persen.

"Sudah selayaknya bangsa Indonesia mengelola Blok Mahakam secara mandiri, meski ada resiko dengan teknologi tinggi," kata Syamsu.

Ia mengatakan, kesanggupan Pertamina dalam mengelola Blok Mahakam sudah disampaikan ke pemerintah sejak 2008 lalu. Terkait pendeknya masa transisi yang hanya sekitar 2 atau 2,5 tahun, ia mengatakan Pertamina akan memaksimalkan waktu tersebut.

Selain, berupaya menjaga laju produksi, Pertamina juga akan mengajukan program future development untuk pertahankan produksi migas.

Ia juga meyakini, para pegawai yang saat ini berada di Blok Mahakam akan tetap berada disana untuk bekerja sama dengan Pertamina, terlebih sekitar lebih dari 90 persen SDM yang ada disana saat ini adalah WNI.

Pernyataan di atas akan berdampak buruk dan tidak bisa dipertanggungjawabkan pada keberlangsungan produksi migas di Blok Mahakam saat ini. Indonesia katanya punya target tinggi atas produksi minyak tahun ini. Tapi kalau seperti yang dibilang di atas itu, ya sudah bisa dipastikan tidak akan tercapai.


Satu-satunya solusi sepertinya adalah dengan tetap menggandeng Total E&P hingga Pertamina sudah bisa beradaptasi benar.

No comments:

Post a Comment