Blok Mahakam |
Menjelang keputusan akhir terkait nasib Blok Mahakam, muncul
lagi pernyataan bodoh dari pemerintah. Terkait pengelolaan Blok Mahakam di
Kalimantan Timur yang akan diberikan kepada PT. Pertamina pada 2018 mendatang,
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Irman Gusman
mengatakan lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Ia berharap
Pertamina diperlakukan seperti Petronas di Malaysia yang memiliki kapasitas
lebih dalam mengelola sumber daya energi.
"Ambil (blok) Mahakam 100 persen, enggak usah nego lagi
dengan Total dan Inpex," ketusnya.
Ia juga bilang bahwa penurunan produski selama setahun dua
tahun tidak apa-apa asalkan dimiliki sepenuhnya oleh Indonesia. Irman juga
menyampaikan bahwa Pertamina sudah seharusnya diberikan ruang sebesar-besarnya
agar mampu berkembang.
Permasalahan energi
yang selama ini terjadi di Indonesia lantaran adanya salah kelola, maka dari
itu ia mengajak seluruh elemen pemerintah dan masyarakat bersama membangun bangsa.
Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam juga
sudah menyatakan kesiapan Pertamina untuk mengelola Blok Mahakam pada 2018
mendatang. Saat ini, ia mengatakan kontribusi Pertamina untuk nasional hanya 23
persen.
"Sudah selayaknya bangsa Indonesia mengelola Blok
Mahakam secara mandiri, meski ada resiko dengan teknologi tinggi," kata
Syamsu.
Ia mengatakan, kesanggupan Pertamina dalam mengelola Blok
Mahakam sudah disampaikan ke pemerintah sejak 2008 lalu. Terkait pendeknya masa
transisi yang hanya sekitar 2 atau 2,5 tahun, ia mengatakan Pertamina akan
memaksimalkan waktu tersebut.
Selain, berupaya menjaga laju produksi, Pertamina juga akan
mengajukan program future development untuk pertahankan produksi migas.
Ia juga meyakini, para pegawai yang saat ini berada di Blok
Mahakam akan tetap berada disana untuk bekerja sama dengan Pertamina, terlebih
sekitar lebih dari 90 persen SDM yang ada disana saat ini adalah WNI.
Pernyataan di atas akan berdampak buruk dan tidak bisa
dipertanggungjawabkan pada keberlangsungan produksi migas di Blok Mahakam saat
ini. Indonesia katanya punya target tinggi atas produksi minyak tahun ini. Tapi
kalau seperti yang dibilang di atas itu, ya sudah bisa dipastikan tidak akan
tercapai.
Satu-satunya solusi sepertinya adalah dengan tetap
menggandeng Total E&P hingga Pertamina sudah bisa beradaptasi benar.
No comments:
Post a Comment