Tuesday 15 October 2013

Investasi Pengembangan Blok Mahakam Perlu Tetap Dilanjutkan


Pengelolaan Blok Mahakam oleh Total E&P Indonesie, yang berfungsi sebagai operator dan mitranya Inpex Corp, akan berakhir pada 2017. Berarti tinggal sekitar 4 tahun lagi, padahal idealnya perpanjangan atau tidak sebuah blok migas dibuat antara 5-10 tahun sebelum kontrak berakhir. Waktu lima tahun cukup bagi operator untuk melakukan persiapan apakah investasi dilanjutkan atau tidak.  

Timing sebuah keputusan sangat penting apalagi menyangkut investasi atau proyek migas, yang horison investasi bersifat jangka panjang. Untuk mengembangkan sebuah lapangan, misalnya, dibutuhkan waktu hingga 5-6 tahun, mulai dari perencanaan, persiapan, eksekusi proyek, hingga mengoperasikan proyek tersebut. Perencanaan yang detil, terukur, dan kualitas sangat penting untuk sebuah proyek migas. Kesuksesan sebuah proyek bahkan dimulai dengan sebuah perencanaan yang matang. Pengerjaan proyek pun dikawal sedemikian rupa agar setiap detil dan elemen pengerjaan proyek sesuai standar kualifikasi yang telah ditentukan.

Ini berlaku juga bagi beberapa proyek pengembangan yang telah dan sedang dilakukan di Blok Mahakam. Diantaranya pembuatan 3 anjungan (platform) Sisi Nubi 2B dan Peciko 7B. Pengerjaan platform yang dibuat di yard Gunanusa Fabricators di Cilegon telah selesai dan saat ini sedang memasuki tahapan instalasi. 

Investasi pembuatan dan pemasangan plaform Sisi Nubi fase 2B dan Peciko 7B mencapai US$2 miliar, sesuai POD yang telah disetujui seperti yang juga telah diberitakan di media-media. Kedua proyek lepas pantai tersebut diperkirakan akan dapat beroperasi dan mulai melakukan drilling sekitar akhir tahun ini atau awal Januari 2014. Setelah pemasangan jacket selesai, kemudian akan dilanjutkan dengan pemasangan topsides yang dilakukan bulan Oktober ini.

Proyek pengembangan Sisi Nubi dan Peciko dilakukan untuk mencari potensi cadangan baru, agar tingkat produksi dapat dipertahankan pada tahun-tahun mendatang. Kedua proyek tersebut telah dimulai beberapa tahun lalu dan dibutuhkan 3-4 tahun untuk menyelesaikannya.

Lalu bagaimana dengan proyek-proyek atau investasi selanjutnya? Investasi lanjutan tetap diperlukan mengingat blok Mahakam sudah berproduksi 40 tahun. Investasi baru untuk mencari cadangan migas harus terus dilakukan. Hal ini telah dilakukan Total E&P Indonesie selaku operator Blok Mahakam. Namun, yang jadi persoalan saat ini adalah masih menggantungnya keputusan terkait operator Blok Mahakam setelah kontrak Total E&P Indonesie dan Inpex Corp untuk mengembangkan blok tersebut akan berakhir 2017.

Operator Blok Mahakam (Total E&P Indonesie) telah mengajukan proposal untuk memperpanjang kontrak beberapa tahun silam. Pemerintah dan Pertamina ingin ada keterlibatan Pertamina pada skema baru pengembangan blok tersebut pasca 2017. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan, apakah kontrak diperpanjang atau pemerintah memilih opsi baru dengan melibatkan operator lama dan mengakomodasi keinginan Pertamina untuk mengambil bagian dalam pengembangan blok tersebut pasca 2017.

Dari berbagai pernyataan yang disampaikan oleh pejabat kementerian ESDM, skema joint-operation kemungkinan bakal diambil oleh pemerintah agar produksi Blok Mahakam tetap optimal. Bila opsi ini yang akan diambil pemerintah, boleh jadi ini opsi win-win solution karena skenario investasi kelanjutan operator bakal tetap direalisasikan dan tidak ada perubahan drastis pada sisi pekerja dan karyawan yang telah bekerja di blok tersebut. Yang pasti, Blok Mahakam membutuhkan investasi besar tiap tahun agar produksi tetap berlanjut mengingat blok ini tergolong blok tua. Karakteristik eko sistem maupun layer perut bumi tergolong unik karena berada di rawa-rawa (swamp area).

Total telah mengoperasikan Blok Mahakam bersama mitranya Inpex sejak 1967. Kontrak tahap pertama berakhir 1997 dan kemudian diperpanjang oleh pemerintah dan Pertamina. Saat itu (1997), Pertamina juga berfungsi sebagai pengawas atau regulator industri migas. Kontrak yang diperpanjang tahun 1997 itu akan berakhir pada semester I tahun 2017. Ada beberapa lapangan yang berproduksi saat ini yakni Tunu, Tambora, Peciko, Sisi dan Nubi.

Sebelumnya kedua perusahaan tersebut, Total dan Inpex, berencana untuk berinvestasi US$7,3 miliar dalam beberapa tahun kedepan untuk mempertahankan tingkat produksi Blok Mahakam. Investasi tersebut untuk mencari lapangan baru maupun untuk mempertahankan tingkat produksi. Mengingat kian mepetnya waktu berakhir kontrak pengelolaan Blok Mahakam, pada saat yang sama blok tersebut membutuhkan investasi besar untuk memastikan produksi dipertahankan, maka penting bagi pemerintah untuk membuat keputusan terkait kontrak pengelolaan blok Mahakam pasca 2017. Kita berharap pemerintah akan segera membuat keputusan sebelum akhir tahun ini. Bila ditunda lagi, dikhawatirkan tidak akan ada keputusan tahun 2014 karena pemerintah sudah sibuk dengan pemilihan umum. Maka waktu yang tepat mengambil keputusan adalah sebelum akhir 2017. Semoga. (*)

No comments:

Post a Comment