Thursday, 30 April 2015

Performa Total E&P di Blok Mahakam Makin Meningkat

Total E&P di Blok Mahakam
Luar biasa hasil produktivitas Total E&P Indonesie di Blok Mahakam! Total menargetkan 40 juta kaki kubik per hari (million metrick standart cubic feet per day/MMscfd) gas dari dua lapangan baru mereka di Blok Mahakam. Total saat ini tengah menggarap lapangan gas dan kondensat baru Jempang dan Metulang di sebelah Selatan dari Blok Mahakam sejak masuknya rig pada 21 April 2015.

 “Sekarang tahap instalasi driling (pengeboran),” ujar Deputy Executive Vice President Distric East Kalimantan TEPI, Agus Suprijanto.

Menurut Agus, produksi migas Total saat ini terus menukik, karena sumur-sumur tua yang beroperasi sejak mereka menjadi operator 30 tahun lalu. Tanpa temuan cadangan baru, produksi migas Total akan melorot sementara beban tinggi untuk perawatan sumur-sumur yang masih beroperasi.

Produksi gas Total dari Mahakam saat ini mencapai 1,6 juta kaki kubik per hari. Ia memprediksi turunnya produksi 5,6 persen di 2015 bila tanpa cadangan baru.  “Sumur-sumur lain sudah tua. Kita harus mengharap meningkatkan produksi,” katanya.

Lapangan Jempang dan Metulang mulai digarap sejak 2013, diawali penggarapan platform hingga rig yang masuk ke sana pada 21 April 2015. TEPI merencanakan mengebor tujuh sumur dengan enam slot di Jempang Metulang ini.

“Kami menargetkan November 2015 sudah bisa produksi gas,” ucap Agus.

Total beroperasi di Indonesia sejak 1968 dengan proyek utama di Mahakam, mulai dari lapangan Senipah, Peciko, dan South Mahakam. Ia mengungkapkan, sudah lebih 200 sumur digali oleh Total di lokasi tersebut.

Dengan kinerja Total yang luar biasa di Blok Mahakam, akan sangat sayang kalau pemanfaatan tersebut akan tersendat hanya karena operator Blok Mahakam diberikan ke Pertamina saja. Apakah Pertamina mampu mempertahankan prestasi Total?


Kemungkinan besar jawabannya adalah tidak. Makanya Pertamina seharusnya tetap menggandeng Total di Blok Mahakam supaya produksi tidak menurun. Hitung-hitung Pertamina bisa menyerap ilmu dari Total karena kerja bersama.

Thursday, 23 April 2015

Total E&P Akan Tetap Berinvestasi di Blok Mahakam

Total E&P Indonesie di Blok Mahakam
Pasca diumumkannya bahwa Blok Mahakam akan diserahkan ke Pertamina, PT Total E&P Indonesie menyatakkkan bahwa mereka tidak akan mengurangi investasi sama sekali di Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Meski ladang migas terbesar di Indonesia tersebut sudah dipastikan diberikan ke PT Pertamina (Persero), mulai 1 Januari 2018.

"Tidak ada perubahan investasi," kata Presiden Direktur Total E&P Indonesie, Hardy Pramono.

Hardy mengungkapkan, tahun ini Total akan melakukan revisi investasi, yang seharusnya mencapai US$ 2,4 miliar. Turunnya harga minyak dunia membuat Total E&P menunda sejumlah proyek.

"Kalau pun revisi investasi itu tidak hanya Total saja, tapi PSC (perusahaan migas) lain juga. Itu terjadi karena harga minyak yang turun, mau tidak mau harus kita lihat lagi," ujarnya.

Ia menegaskan, Total juga tidak bisa serta merta langsung menurunkan investasi, karena pemerintah selalu mengawasi melalui SKK Migas.

"Produksi dan investasi dari titik awal sampai akhir sudah diatur oleh negara dalam kontrak. Kita hormat dengan aturan-aturan tersebut. POD (plan of development) yang sudah disetujui kita hormati, harus diikuti secara profesional. Karena kalau POD sudah disetujui SKK Migas kita harus jalankan," tandasnya.

Seperti diketahui, pemerintah sudah memutuskan pengelolaan Blok Mahakam akan diberikan seluruhnya kepada Pertamina pada 1 Januari 2018.

Sikap Total tersebut sangat perlu diapresiasi mengingat manfaatnya bagi Indonesia.

Selain itu, tentunya keberadaan Total di Blok Mahakam akan bermanfaat juga bagi Pertamina dan Blok Mahakam, karena tidak mungkin Pertamina sudah menguasai jalannya pengoperasian Blok Mahakam.

Nilai investasi Total yang mencapai triliunan itu juga akan berdampak positif bagi Blok Mahakam.

Monday, 13 April 2015

Indonesia Harus Realistis Terkait Pengelolaan Blok Mahakam

Blok Mahakam
Menjelang keputusan akhir terkait nasib Blok Mahakam, muncul lagi pernyataan bodoh dari pemerintah. Terkait pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan Timur yang akan diberikan kepada PT. Pertamina pada 2018 mendatang, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Irman Gusman mengatakan lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Ia berharap Pertamina diperlakukan seperti Petronas di Malaysia yang memiliki kapasitas lebih dalam mengelola sumber daya energi.

"Ambil (blok) Mahakam 100 persen, enggak usah nego lagi dengan Total dan Inpex," ketusnya.

Ia juga bilang bahwa penurunan produski selama setahun dua tahun tidak apa-apa asalkan dimiliki sepenuhnya oleh Indonesia. Irman juga menyampaikan bahwa Pertamina sudah seharusnya diberikan ruang sebesar-besarnya agar mampu berkembang.

 Permasalahan energi yang selama ini terjadi di Indonesia lantaran adanya salah kelola, maka dari itu ia mengajak seluruh elemen pemerintah dan masyarakat  bersama membangun bangsa.

Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam juga sudah menyatakan kesiapan Pertamina untuk mengelola Blok Mahakam pada 2018 mendatang. Saat ini, ia mengatakan kontribusi Pertamina untuk nasional hanya 23 persen.

"Sudah selayaknya bangsa Indonesia mengelola Blok Mahakam secara mandiri, meski ada resiko dengan teknologi tinggi," kata Syamsu.

Ia mengatakan, kesanggupan Pertamina dalam mengelola Blok Mahakam sudah disampaikan ke pemerintah sejak 2008 lalu. Terkait pendeknya masa transisi yang hanya sekitar 2 atau 2,5 tahun, ia mengatakan Pertamina akan memaksimalkan waktu tersebut.

Selain, berupaya menjaga laju produksi, Pertamina juga akan mengajukan program future development untuk pertahankan produksi migas.

Ia juga meyakini, para pegawai yang saat ini berada di Blok Mahakam akan tetap berada disana untuk bekerja sama dengan Pertamina, terlebih sekitar lebih dari 90 persen SDM yang ada disana saat ini adalah WNI.

Pernyataan di atas akan berdampak buruk dan tidak bisa dipertanggungjawabkan pada keberlangsungan produksi migas di Blok Mahakam saat ini. Indonesia katanya punya target tinggi atas produksi minyak tahun ini. Tapi kalau seperti yang dibilang di atas itu, ya sudah bisa dipastikan tidak akan tercapai.


Satu-satunya solusi sepertinya adalah dengan tetap menggandeng Total E&P hingga Pertamina sudah bisa beradaptasi benar.

Wednesday, 8 April 2015

Blok Mahakam Rampung Pekan Depan

Blok Mahakam
Setelah ada birokrasi panjang bertele-tele yang masih belum selesai juga, akhirnya sepertinya kali ini ada titik terang yang sebenarnya. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan skema masa transisi pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur diputuskan pekan depan.

Pembahasan antara PT Pertamina (persero), dengan Total E&P Indonesie dan Inpex Corp berjalan baik dan segera mencapai kesepakatan.

Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri ESDM Sudirman Said yang mengatakan bahwa pembicaraan skema tersebut sudah bergulir sejak dua pekan lalu. Dia menyatakan bahwa perkembangan pembicaraan antar perusahaan migas itu yakni sedang menyiapkan draft Head of Agreement (HoA) yang ditargetkan pekan depan ditandatangani.

"Setelah HoA disepakati maka keduanya menyepakati tahapan transisi yang diharapkan dalam 2 tahun bisa diselesaikan," terang Sudirman.

Sudirman menjelaskan bahwa masa transisi penting dalam menjaga kestabilan produksi di Blok Mahakam pascaberakhirnya kontrak di akhir 2017. Dia menyebut masa transisi sekitar 2 tahun harus dioptimalkan oleh Pertamina dengan menyiapkan pengadaan barang dan jasa. Selain itu Sudirman menegaskan pekerja di Blok Mahakam diharapkan menjadi pekerja Pertamina pasca berakhirnya kontrak. Dengan begitu maka operasi produksi di Blok Mahakam tidak akan terganggu.

"Transisi ini dianggap terlalu tajam tapi Pertamina harus secepat mungkin untuk masuk di Blok Mahakam. Jadi pada waktu Januari 2018, Pertamina sudah siap sebagai operator baru," pungkasnya.

Semoga saja kali ini akan beneran diputuskan dan berbagai pembahasan tersebut bisa diselesaikan dengan baik sehingga ada keputusan yang final.


Para pihak dan masyarakat pasti sudah lelah dengan pembahasan yang tidak ada ujungnya ini.

Tuesday, 7 April 2015

Pertamina Jangan Mengulang Pengalaman Buruk Transisi dari Codeco di Madura

Blok Mahakam
Ketika membahas tentang Blok Mahakam, seringkali kita hanya membahas tentang operatornya, lupa membahas soal pekerjanya juga. Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo memaparkan bahwa 99 persen tenaga kerja yang bekerja di Blok Mahakam, Kalimantan Timur adalah orang Indonesia. Sedangkan ternyata sisanya adalah orang Prancis yang berasal dari operator Total E&P Indonesie.

"99 persen orang kita semua hanya upper management orang Prancis," ujar Indroyono.

Hal tersebut sangatlah bagus karena berarti keberadaan Blok Mahakam tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.  Ada lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Sedangkan untuk ahlinya adalah orang yang memang ahli untuk menjaga kelangsungan blok tersebut.

Indroyono lebih jauh menerangkan bahwa Blok Mahakam akan diambil alih penuh pada 1 Januari 2016 sesuai dengan rencana pemerintah. Meski masa kontrak kerja Total E&P Indonesie habis di 2017, namun pemerintah ingin mendorong pergantian kepemilikan kepada Pertamina agar bisa produksi lebih besar lagi.

"Per 1 januari plannya seperti ini sudah tender, services company di kadin mulai kontrak. Kalau nggak 50 tahun local conten segitu-gitu aja," terang Indroyono.

Indroyono tak ingin pengambilalihan Blok Mahakam dari Total E&P menjadi terlambat. Masalahnya Indroyono mencontohkan saat Pertamina terlambat mengambil blok migas di Madura dari Codeco, produksinya menjadi menurun.

"Codeco di Madura pengambil keputusan terlambat, produksi drop dulu baru naik," jelas Indroyono.

Indroyono juga menjelaskan bahwa untuk Off Shore North West Java (ONWJ) di lapangan Cilamaya, rencana pengambil alihan kepada Pertamina sudah jauh sebelum kontrak operator sebelumnya habis. Saat ini produksi di ONWJ naik terus 40 ribu barrel per hari.

"Bahkan di 2020 targetnya 50 ribu barrel per hari," terang Indroyono.

Dari data Kementerian Koordinator Kemaritiman, Blok Mahakam bisa menghasilakn 88 juta barrel migas per hari. Sedangkan total investasi untuk menggarap Blok Mahakam 25 miliar dollar AS, pemerintah mendapat keutungan 7,7 miliar dollar AS dan PT Pertamina (persero) 5,5 miliar dollar AS.


Jadi sudah jelas bukan. Dengan pemindahtanganan Blok Mahakam, memang akan mengancam produksi apabila tidak dilakukan dengan benar. Seharusnya Pertamina tetap bekerjasama saja dengan Total E&P.